Thursday, May 21, 2015

Vihara Buddhayana, Tomohon



Aku temukan secara tidak sengaja dalam perjalanan dari Manado menuju ke Danao Tondano. Sekitar 20 km setelah meninggalkan kota Manado. Terletak disebelah kiri jalan, tepatnya di . JL. Sunge, No. 57, Kelurahan Kakaskasen II, Kec. Tomohon Utara, Indonesia.

Vihara Buddhayana
Golmen teman Manadoku mengatakan, kalo Abang memang hobi foto, Abang harus mampir kesini, gak akan kecewa katanya. Aku bilang OK, lalu kami belok kekiri masuk kedalam menuju ke Vihara. Begitu masuk kami disambut jajaran patung-patung disebelah kiri. Dibelakang patung-patung itu adalah kebun yang luas, seperti tidak berbatas, dan langsung menghadap ke Gunung Lokon, Indah sekali. Beruntung siang itu hari cerah, Gunung Lokon setinggi 1580 meter itu terlihat jelas sekali, nampak gagah, tak terlihat sebagai sebuah gunung berapi aktif yang baru saja meletus.

Patung-patung Lohan, pengikut 18 jalan Budha
Patung-patung itu ternyata masing-masing memliki nama, seperti misalnya patung ini (lihat gambar) Ia diberi nama Pantha The Elder, Ia digambarkan memiliki pengetahuan tak terbatas, dipercaya sebagai pangeran dari Kintota, kerajaan kecil di India. Ia adalah biarawan yang suka sekali semedi atau meditasi. Setelah selesai meditasi Ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan menghembuskan nafas panjang. Sebagai mana yang ditunjukkan pada sikap patung itu. Karenanya Ia juga disebut sebagai Lohan tangan terangkat.

Masing-masing patung itu memiliki ceritanya sendiri-sendiri, aku tidak ingat semua cerita-cerita itu. Diantara patung-patung itu antara lain Pindola, Nantimitolo, Angida, Asita, Rahula, Nagasena, Pantha the younger, Bodhidarma, dll. total ada 18 patung, sehingga mereka disebut sebagai 18 patung lohan pengikut delapan belas jalan Budha.

Patung Pantha the younger


Komplek Vihara Buddhayana ini diresmikan penggunaannya pada tanggal 17 Mei 2009 oleh Gubernur Sulawesi Utara, Drs S.H. Sarundajang. Tercatat pada prasasti berikut ini.

Prasasti peresmian VIhara Buddhayana
Sebagaimana layaknya klenteng, bangunan tempat ibadah ini juga memiliki ke-hasan Chinese architecture, didominasi warna merah cerah, ada kolam dengan patung kura-kura raksasa yang dari mulutnya setiap beberapa menit menyemburkan air yang menghantam logam berbentuk baling baling atau kipas angin, yangterletak ditengah-tengah kolam, sementara diatasnya menempel koin Cina raksasa, tiap-tiap dauana kipas nya memiliki ketebalan yang berbeda, sehingga ketika air menghantamnya, kipas dan koin itu berputar, dan mengeluarkan bunyi, karena ketebalannya yang berbeda maka bunyi yang dihasilkan dari daun kipas itu juga berbeda-beda. Secara keseluruhan bunyi-bunyi itu meghasilkan alunan music khas.  Indah sekali.

Paatung kura-kura di Vihara Buddhayana
Ada juga kuil Kwan Im, kecil mungil dengan tembok berwarna pink. Juga ada kolam yangdikelilingi Naga. Juga sebuah Pagoda yang menjadi land mark kuil ini. tinggi menjulang terdiri dari 9 tingkat. Jarang ditemui kuil Budha di Indonesia menggunakan corak Pagoda.

Kuil Kwan Im
kolam Naga
Telungatus didepan Pagoda
Juga dipelihara seekor Rusa yang diikat disebuah kebun, Ia termasuk salah satu penghuni kuil ini.

Rusa penghuni Vihara Buddhayana
Suasana damai di Vihara Buddhayana
Peace… itulah kesan paling kuat yang aku tangkap di kuil ini, sepi, bersih, taman-tamannya ditata rapih dan kelihatan sekali dirawat dengan baik, tidak banyak pengunjung, mungkin karena alrealnya yang cukup luas, dan mungkin juga karena umat Budha memang minoritas disini. Tidak seperti Masjid di Jawa, atau Gereja di Manado yang selalu ramai dikunjungi jamaah.

miniatur stupa Borobudur
Gunung Lokon, dilihat dari Vihara Buddhayana

Pagoda Vihara Buddhayana
Komplek Vihara Buddhayana ini bisa menjadi alternative tempat wisata Sulawesi Utara, ia menawarkan suasana yang berdeda.

No comments:

Post a Comment