Thursday, June 4, 2015

Pantai Kuta Bali

Bali, cukup kuta saja…

Pantai kuta Bali, atau lebih popular dengan logat Bali “kute” …. Adalah ikon-nya Bali.
Kuta adalah Bali, Bali adalah kuta…, begitulah adanya. Pergi ke Bali tanpa ke kuta rasanya hambar, belum lengkap.  Seolah belum ke Bali…

Pantai Kuta Bali

Pantai Kuta Bali

Sunset, Pantai Kuta Bali
Sejatinya kuta hanyalah sebuah pantai biasa yang berpasir putih. Seperti halnya pantai pantai lain yang banyak dijumpai di Indonesia.Tetapi, kuta memang istimewa. Panjang pantainya, ombaknya, sunset-nya, anak pantainya, ritual adat-nya,  bule-nya, kesibukannya, semuanya bersatu membentuk sebuah kehidupan dengan nuansa yang “istimewa”  tadi.


Kuta seperti magnet bagi banyak kalangan, baik bagi masyarakat setempat, turis local, maupun turis mancanegara. Mereka telah bersinergi ke dalam sebuah system social dan system ekonomi tersendiri. Saya sendiri sudah 8 atau 10 kali ke kuta, dan anehnya gak pernah bosan, masih mau ke kuta lagi.

Persiapan Acara Adat, Pantai Kuta Bali


Suatu Pagi di Kuta…

Cobalah sekali-kali ke Kuta, dan nikmati seharian berada disana. Datanglah ke kuta pagi-pagi sekali. Jam 6 pagi adalah saat yang tepat untuk mulai menikmati kuta yang sepi, berjalan sendiri menyusuri jalan setapak di pinggir pantai kuta, dibawah pohon-pohon yang daunnya menaungi jalan setapak itu. Menyapa bule yang ngos-ngosan lari pagi. Menyaksikan para pekerja yang sedang membersihkan pantai, mendengarkan dengung mesin dari truk atau traktor yang menggaruk pasir pantai, memisahkan sampah dan pasir dan meninggalkan bekas garukan dibelakangnya, menjadikan pasir itu rata dan bersih dari sampah.

Pagi, di Pantai Kuta Bali, setelah dibersihkan

Truk Sampah, Pantai Kuta Bali
Amatilah orang-orang yang sudah sibuk sepagi itu, membersihkan dan menyusun lapaknya, menata barang dagangannya, teh botol, air mineral, membuang air dari kotak merah, mengisinya lagi dengan balo es yang sudah dipotong-potong, menyusun kursi-kursi plastic, dan mereka tetap ramah menyapa anda untuk sekedar mampir duduk disitu, dan berbicara apa saja dengan riangnya.  Sambil terus sibuk, menancapkan payung ke dalam pasir, mengganjalnya dengan batu agar kokoh, mengumpulkan daun-daun kering untuk dibuang ke truk sampah yang lewat. Kelak anda akan tau rata-rata mereka berbahasa Jawa.

Pantai Kuta Bali
Anak-anak pantai dengan hanya mengenakan kolor, dengan kulit sawo matang atau cenderung hitam mengkilap, dengan rambut yang kemerah-merahan terbakar matahari. Kebanyakan mereka berambut panjang. Sebagian dari mereka menguncir rambutnya bergaya rasta masta. Mereka memang terlihat eksotis. Anak-anak, atau tepatnya pemuda-pemuda ini begitu bebas dan gembira menjalani hari-harinya.  Setiap pagi mengangkut payung pantai dan bangku panjang, menyusunnya didekat bibir pantai, dan menawarkannya pada setiap turis yang lewat. Hanya dengan 50 ribu saja, anda dipersilahkan lesehan diatas bangku beralas spons tipis, dibawah payung pantai yang ditancapkan disebelahnya, memandang kearah samudra tak berbatas. Jangan lupa, 50 ribu untuk satu jam saja. Betapa indahnya… betapa nikmatnya…  

Relax, sambil dipijat, Pantai Kuta Bali
Kuta, Bali
Tak lama, anda akan dihampiri ibu-ibu bertopi seperti topi petani disawah. Mengenakan kain dan membawa seperangkat perlengkapan untuk memijat. Menawarkan jasa pemijatan dengan berbagai rayuan. Sekali meladeni, terjadilah tawar-menawar. Kebanyakan, mereka adalah wanita-wanita bali yang terampil dan tangguh…. Ada juga kelompok lain yang menawarkan kain pantai atau pernak-pernik cinderamata untuk oleh-oleh… Atau pemuda yang menawarkan tato temporer. Hanya ada satu cara, nikmatilah harimu, disini, di kuta…

Kuta, ngobrol santai
Anak Pantai, memberi instruksi safety procedure for surfing
Cobalah mampir, dan duduk dilapak-lapak pedagang minuman. Menikmati kopi panas dan ngobrol dengan pedagang dan kawan-kawannya.  Mereka ramah, mereka senang ditemani. Dan tentu, berharap anda juga membeli dagangannya. Ketika hari beranjak siang, beberapa anak pantai juga akan mulai banyak bergabung. Obrolan pun akan menjadi lebih ramai, apalagi kalau ada bule yang ikut bergabung, obrolan akan menjadi lebih seru lagi. Mereka, anak-anak pantai ini, rata-rata peselancar yang menyewakan papan selancar kepada pengunjung pantai. Mereka juga mengajarkan kepada para pemula, bagaimana caranya berselancar dengan benar, dan mengikuti safety procedure. Mereka mahir berbahasa inggris, atau jepang, atau bahkan korea. Jika beruntung, anda akan mendengar salah satu kisah cinta dari mereka yang suka berpacaran dengan para turis, bule atau jepang, sampai turis-turis itu pulang ke negaranya, dan romantika berakhir sedih. Lalu mereka akan menemukan pacarnya lagi, mengukir kisah asmara yang baru.

Everyday is Holiday…

Duduk disini, mengganti kopi panas dengan teh botol, atau air mineral, atau kelapa muda yang utuh dan segar, mencongkel daging kelapa muda dari batoknya. Nikmatilah, dan teruslah berdiskusi menyelami kehidupan mereka disini, di pantai kuta.

Suatu sore, di Kuta Bali
Relax, Kuta Bali
Relax, Kuta Bali
Sungguh asik, sepagi itu, tanpa memikirkan ini hari apa ?. Yang jelas hari ini hari yang indah…  Begitulah di sini, di kuta, everyday is holiday.. Duduk sendiri sambil mengamati tingkah pola turis-turis yang mulai ramai, local atau mancanegara. Dari yang berhijab sampai yang hanya berbikini, inilah kute, semua ada. Menyaksikan bule-bule mulai berjemur dan tanpa malu-malu mengganti pakaian mereka dengan pakaian pantai yang minim, telentang atau tengkurap membaca buku atau tablet. Atau melihat   sekelompok turis  wanita berkulit kuning, mereka ini entah Jepang, Taiwan, atau Korea. Gaya mereka sama, malu-malu menaggapi tawaran anak pantai untuk stay di bangku berlindungkan payung pantai, ada yang mau, ada pula yang pindah ke payung yang lain. Main tebak-tebakan dengan anak pantai, membedakan mana Jepang, Korea atau Taiwan. Ternyata tidak mudah…

Siap Siap

Menunggu Ombak

Skillful surfer

nice move

enjoy surfing

istirahat
Sementara jauh dilaut sana, para peselancar mulai beraksi menantang ombak. Berdiri diatas papan selancar, menunggangi ombak. Ada yang terjerembab tercebut ke air, ada yang meliak-liuk mengikuti larinya ombak. Ada yang terbang beserta papan selancarnya, untuk kembali mendarat di air dengan tetap pada posisi berdiri, luar biasa. Mereka semua terbawa ke pinggir pantai, lalu berenang lagi ketengah untuk bermain-main dengan ombak berikutnya. Tua muda, pria wanita, semua sama, gembira. Ditengah laut, jika belum datang ombak, mereka diam menunggu, sampai ombak mulai bergulung, adrenalin mereka mulai meninggi untuk menantang ombak.

Upacara Adat, Kuta Bali
Jika beruntung, anda akan mendapati kuta dengan suasana yang lain dari pada yang lain. Upacara adat ditengah keramaian kuta. Suasana sacral ditengah keramaian kuta yang penuh dengan manusia dari berbagai budaya. Ironic, contradictive, tapi harmonis. Tak terbaca keanehan, tetapi justru menambah indah nuansa. Yang menjalankan upacara, syahdu dengan upacaranya. Yang sedang menikmati liburan tetap asik dengan kegiatannya, tak ada yang merasa terganggu. Inilah magnet kuta. Tak akan kita temui dibelahan lain dunia ini, karena disini, di kuta, everyday is holiday…

Another Sunset, Kuta Bali

Menunggu Sunset, Kuta Bali


No comments:

Post a Comment