Benteng di Kepulauan Seribu
|
Benteng Martello |
Benteng Martello, itulah nama
bentengnya. Dibuat oleh Belanda pada abad ke 19, di beberapa pulau dikawasan kepulauan Seribu. Antara
lain di pulau Kelor, dan pulau Onrust. Pulau-pulau yang tergolong paling dekat
dengan Jakarta.Benteng Martello di Pulau Onrust, dibangun tahun 1850, tetapi kemudian
hancur dihempas gelombang Tsunami akibat letusan Krakatau tahun 1883. Sekarang hanya
tinggal papan prasasti, sebagai penanda bahwa disitu dulu pernah ada Benteng
Martello. Satu-satunya yang tersisa, ada di pulau sebelahnya, di pulau Kelor.
|
Jet ski, melintas dekat benteng Martello |
|
Benteng Martello, dilihat dari laut |
|
Otw, Pulau Kelor |
|
Otw, benteng Martello |
Mendengar kata Benteng, tentu
yang tergambar di benak kita adalah sebuah bangunan yang besar, kokoh, dan bentuknya kaku, dikelilingi oleh tembok
tebal dan tinggi. Tidak untuk benteng Martello, ia bundar, indah. Bata merah sebagai
komponen utama bangunan, menambah ke-eksotisan-nya ditengah-tengah hijauanya
daun dan birunya laut yang mengelilingi.
|
Benteng Martello |
Pulau Kelor
Pulau ini terbilang kecil, karena
ukurannya yang kecil itu konon orang mengibaratkannya sebesar daun kelor. Lalu
ia dikenal sebagai pulau Kelor. Bentuk pulau ini jika dilihat dari atas memang
seperti bentuk daun, tetapi orang
belanda mengenalnya sebagai pulau Kherkof, entah apa artinya. Di sisi pulau
yang agak lebar, disitulah benteng Martello berdiri, sementara disisi pulau
yang lain, yang agak sempit hanya tanah datar dan pasir putih serta ditumbuhi
semak semak. Pulau ini tidak berpenghuni, karena tidak ada sumber kehidupan
didalamnya, namun kondisi ini sebenarnya menguntungkan bagi Benteng Martello,
setidaknya lebih aman dari pengaruh buruk manusia.
|
Benteng Martello |
|
Benteng Martello, dan reruntuhan tembok |
|
Menikmati Benteng Martello |
Dari dekat, Benteng Martello
memang luar biasa. Meskipun tinggal reruntuhan, benteng Martello masih Nampak
kokoh, berwibawa. Terbuat dari bahan bata merah yang berukuran besar, tetapi
tidak sebesar ukuran bata merah situs Mojopahit. Yang ada sekarang tinggal
lapisan bata merahnya saja, sementara campuran semen yang melapisinya hampir
semuanya sudah rontok. Struktur permukaan bata, dan keseluruhan bentuk Benteng
ini memang sangat indah utk dijadikan object photo. Sudah banyak photo
pre-wedding disini. Kamipun tidak menyia-nyiakan moment ini, dan segera
jeprat-jepret.
|
Bagian dalam benteng |
Konon dulu, Benteng Martello ini cukup luas. Bangunan
bundar yang sekarang ada hanyalah pusat atau titik tengah dari keseluruhan
benteng. Masih ada tembok besar, berjarak 100 meter dari pusatnya yang mengililingi menara utama. Karena proses
abrasi, kini bibir pantai hanya berjarak beberapa langkah saja dari benteng
Martello yang tersisa. Bekas-bekas tembok yang ada sebagian sudah rubuh dan
teronggok begitu saja di pantai, sebagian lagi bahkan sudah terendam air laut.
Untunglah sekarang sudah dibangun beton
beton penahan ombak sehingga diharapkan tidak lagi terjadi abrasi disini.
|
Reruntuhan tembok luar benteng, karena abrasi |
|
Reruntuhan tembok luar benteng, karena abrasi |
|
Reruntuhan tembok luar benteng, karena abrasi |
Air lautnya bersih dan jernih. Dipadu dengan warna merah dari batu bata,
serta beberapa pohon besar disisinya, dan birunya laut yang mengeliliginya, keseluruhan
kombinasi ini menghasilkan paduan yang spektakuler. Photo, hanya itu yang ada
dipikiran kami.
|
Air yang jernih |
Semoga pulau Kelor dan Benteng
Martello-nya tetap abadi. Sebagai pengingat, bahwa disini dulu kumpeni pernah
tinggal, dan kita bisa mengunjunginya setiap saat, baik utk sekedar mengambil
gambar atau untuk menyaksikan dari dekat arsitekturalnya. Anak bangsa ini harus
tahu bahwa penjajah dulu pernah bercokol disini.
|
Reruntuhan tembok luar benteng, dan beton penahan abrasi |
artikel ini juga dimuat di
www.khatulistiwa.info
No comments:
Post a Comment