Saturday, June 6, 2015

Benteng di Kepulauan Seribu



Benteng di Kepulauan Seribu
 
Benteng Martello
Benteng Martello, itulah nama bentengnya. Dibuat oleh Belanda pada abad ke 19,  di beberapa pulau dikawasan kepulauan Seribu. Antara lain di pulau Kelor, dan pulau Onrust. Pulau-pulau yang tergolong paling dekat dengan Jakarta.Benteng Martello di Pulau Onrust, dibangun tahun 1850, tetapi kemudian hancur dihempas gelombang Tsunami akibat letusan Krakatau tahun 1883. Sekarang hanya tinggal papan prasasti, sebagai penanda bahwa disitu dulu pernah ada Benteng Martello. Satu-satunya yang tersisa, ada di pulau sebelahnya, di pulau Kelor.

Jet ski, melintas dekat benteng Martello
Benteng Martello, dilihat dari laut
Otw, Pulau Kelor
Otw, benteng Martello
Mendengar kata Benteng, tentu yang tergambar di benak kita adalah sebuah bangunan yang besar, kokoh,  dan bentuknya kaku, dikelilingi oleh tembok tebal dan tinggi. Tidak untuk benteng Martello, ia bundar, indah. Bata merah sebagai komponen utama bangunan, menambah ke-eksotisan-nya ditengah-tengah hijauanya daun dan birunya laut yang mengelilingi.

Benteng Martello
Pulau Kelor
Pulau ini terbilang kecil, karena ukurannya yang kecil itu konon orang mengibaratkannya sebesar daun kelor. Lalu ia dikenal sebagai pulau Kelor. Bentuk pulau ini jika dilihat dari atas memang seperti bentuk daun,  tetapi orang belanda mengenalnya sebagai pulau Kherkof, entah apa artinya. Di sisi pulau yang agak lebar, disitulah benteng Martello berdiri, sementara disisi pulau yang lain, yang agak sempit hanya tanah datar dan pasir putih serta ditumbuhi semak semak. Pulau ini tidak berpenghuni, karena tidak ada sumber kehidupan didalamnya, namun kondisi ini sebenarnya menguntungkan bagi Benteng Martello, setidaknya lebih aman dari pengaruh buruk manusia.

Benteng Martello
Benteng Martello, dan reruntuhan tembok

Menikmati Benteng Martello
Dari dekat, Benteng Martello memang luar biasa. Meskipun tinggal reruntuhan, benteng Martello masih Nampak kokoh, berwibawa. Terbuat dari bahan bata merah yang berukuran besar, tetapi tidak sebesar ukuran bata merah situs Mojopahit. Yang ada sekarang tinggal lapisan bata merahnya saja, sementara campuran semen yang melapisinya hampir semuanya sudah rontok. Struktur permukaan bata, dan keseluruhan bentuk Benteng ini memang sangat indah utk dijadikan object photo. Sudah banyak photo pre-wedding disini. Kamipun tidak menyia-nyiakan moment ini, dan segera jeprat-jepret.

Bagian dalam benteng
Konon dulu,  Benteng Martello ini cukup luas. Bangunan bundar yang sekarang ada hanyalah pusat atau titik tengah dari keseluruhan benteng. Masih ada tembok besar,  berjarak 100 meter dari pusatnya  yang mengililingi menara utama. Karena proses abrasi, kini bibir pantai hanya berjarak beberapa langkah saja dari benteng Martello yang tersisa. Bekas-bekas tembok yang ada sebagian sudah rubuh dan teronggok begitu saja di pantai, sebagian lagi bahkan sudah terendam air laut. Untunglah sekarang sudah dibangun  beton beton penahan ombak sehingga diharapkan tidak lagi terjadi abrasi disini. 

Reruntuhan tembok luar benteng, karena abrasi
Reruntuhan tembok luar benteng, karena abrasi
Reruntuhan tembok luar benteng, karena abrasi
Air lautnya bersih dan jernih.  Dipadu dengan warna merah dari batu bata, serta beberapa pohon besar disisinya, dan birunya laut yang mengeliliginya, keseluruhan kombinasi ini menghasilkan paduan yang spektakuler. Photo, hanya itu yang ada dipikiran kami.
 
Air yang jernih
Semoga pulau Kelor dan Benteng Martello-nya tetap abadi. Sebagai pengingat, bahwa disini dulu kumpeni pernah tinggal, dan kita bisa mengunjunginya setiap saat, baik utk sekedar mengambil gambar atau untuk menyaksikan dari dekat arsitekturalnya. Anak bangsa ini harus tahu bahwa penjajah dulu pernah bercokol disini.


Reruntuhan tembok luar benteng, dan beton penahan abrasi
  artikel ini juga dimuat di www.khatulistiwa.info

No comments:

Post a Comment