Rawa Pening, nama ini begitu
terkenal dan legendaries di dalam kisah-kisah cerita rakyat Jawa, khususnya
Jawa Tengah. Adalah sebuah daerah cekungan diantara gunung-gunung Ungaran,
Telomoyo, serta Merbabu.
Rawa Pening |
Rawa Pening, foto udara google |
Sejak jaman dahulu, sebagian besar
permukaan Rawa Pening dipenuhi oleh enceng gondok. Kini, selain enceng gondok,
pemandangan yang juga mendominasi permukaan rawa adalah bambu-bambu struktur
Karamba milik masyarakat.
Rawa Pening, perahu dan enceng gondok |
Jadi, Rawa Pening sejatinya
adalah sebuah danau yang memiliki luas lebih dari 2600 Ha. Danau alami seluas
itu, dibatasi oleh kebon, hutan atau sawah-sawah. Dan memiliki latar belakang
gunung-gunung, jelas menjanjikan pemandangan yang menakjubkan serta pengalaman
yang mengesankan bagi siapa saja yang mendatanginya dan menjelajahinya, apalagi
bagi masyarakat kota yang hari-harinya diisi dengan kesibukan yang monoton dan melelahkan
pikiran.
Rawa Pening, Karamba |
Rawa Pening sebenarnya bisa
diakses dari sisi mana saja. Tetapi untuk kemudahan dan kenyamanan sebaiknya
anda menjelajahi danau ini lewat starting point “Kampoeng Rawa”. Kampoeng Rawa
bukanlah sebuah kampung yang dihuni oleh sekelompok masyarakat, tetapi ia
hanyalah sebuah nama dari lokasi wisata yang baru dibangun tahun 2012, seiring
dengan pembangunan jalan lingkar selatan Ambarawa.
Kampoeng Rawa, dermaga perahu wisata |
Kampoeng Rawa, terletak persis
disisi kiri jalan lingkar luar arah Bawen – Ambarawa. Sebagai tempat tujuan wisata, Kampoeng Rawa
memiliki fasilitas yang cukup lengkap bagi keluarga, antara lain restoran
Apung, lesehan dipinggir sawah dan menghadap ke kolam pancing, arena outbound, arena
permainan anak-anak sampai ATV. Tetapi yang paling penting adalah, Kampoeng
Rawa memiliki dermaga perahu wisata, dan menyewakan perahu bermesin kepada
pengunjung yang ingin menjelajahi danau. Kampoeng Rawa telah membangun sebuah
kanal yang cukup lebar untuk menuju ke tengah danau, sehingga semakin
lengkaplah kemudahan fasilitas yang anda butuhkan disini.
Dengan tarif 110 ribu rupiah, kita bisa menjelejahi danau selama kurang lebih 30 menit. Perahu yang cukup besar ini bisa diisi sampai 8 orang. Terasa masih lapang bagi kami sekeluarga yang hanya 5 orang.
Rawa Pening, kanal buatan |
Rawa Pening, kanal buatan |
Rawa Pening, kanal buatan |
Rawa Pening, kanal buatan, bebek |
Perjalanan dimulai dengan
menelusuri kanal yang berair kecoklatan karena bercampur tanah sawah. Perahu meluncur tenang
mengikuti kanal. Enceng gondok dalam ukuran yang kecil-kecil mulai memenuhi
kanal. Perahu-perahu kecil banyak disandarkan dipinggir kanal, atau di letakkan
diatas dinding kanal. Beberapa kelompok bebek berkeliaran disini, sepertinya
milik warga sekitar.
Rawa Pening, menembus enceng gondok |
Kanal mulai berbelok kearah
kanan, dan diujung sana pemandangan Gunung Ungaran dengan Latar belakang Gunung
Sumbing mulai memukau kami. Perahu terus meluncur mengikuti kanal lalu berbelok
ke kiri, dan enceng gondok semakin lama semakin padat memenuhi kanal. Gulma ini
mungkin terbawa arus dari tengah-tengah danau.
Rawa Pening, dan enceng gondok |
Rawa Pening, happy family |
Rawa Pening dan Gunung Merbabu |
Di kejauhan deretan karamba
dengan bambu-bambunya yang menjulang diatas air tampak seperti hutan bambu
kering. Gunung Telomoyo dilatarbelakangi oleh gunung Merbabu indah menghias
disisi timur. Sementara disisi yang lain gunung ungaran tampak begitu anggun. Gunung
sumbing dan gunung Sindoro samar-samar juga terlihat di kejauhan. Saya tak
ingin kehilangan moment untuk mengabadikan pemandangan yang terhampar disini.
Senyap, tenang… hembusan angin
ditengah terik siang itu bersatu padu melingkupi pikiran kami. Hanya suara
motor perahu yang bergerak pelan yang terdengar ditelinga kami. Ingin rasanya,
seharian berada ditengah-tengah danau ini. suasananya sungguh syahdu…
Perahu-perahu dari pengunjung
yang lain terlihat melintas di sisi yang lain, mereka mungkin merasakan
kenikmatan yang sama seperti yang saya rasakan.
Rawa Pening dan Gulma |
Saya membayangkan, seandainya
danau ini dibersihkan dari semua gulma, tentu permukaan air danau ini akan
tampak jauh lebih luas. Dan menyajikan pemandangan yang lebih indah dan menakjubkan. Disamping itu,
bisa dimanfaatkan untuk kegiatan olah raga air seperti dayung, kano, speed boat,
ski air dll.
Rawa Pening, sungguh menyimpan
potensi yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata
alternative di Jawa Tengah, apalagi daerah disekitarnya adalah daerah tourist
destination yang sudah lebih dulu ada dan memiliki iklim yang sejuk. Seperti daerah
Ungaran dan Bandungan, dimana disana terdapat kelompok candi Gedong Songo. Juga
Bawen yang memiliki kawasan agro wisata “Kampoeng Kopi Banaran”. Ambarawa yang menyimpan sejarah masa perjuangan
repubik ini, juga ada Museum kereta api Ambarawa. Ke arah Magelang sudah dekat
dengan Candi Borobudur. Ke arah Solo dekat dengan dengan candi Prambanan. Maka tinggal
menunggu niat dan kesungguhan pemangku wilayah Jawa Tengah untuk merubah potensi
besar ini menjadi sebuah kenyataan…
Tak terasa, perahu ini sudah
meluncur balik kearah dermaga pemberangkatan. Sudah hampir 30 menit kami
menjelajahi danau ini, rasanya sangat singkat, tapi kami semua senang dan puas
dengan pengalaman berperahu disini. kami berpapasan dengan seorang nelayan yang dengan tenangnya mendayung perahunya yang kecil, Ia berharap rejeki dari Rawa Pening. Semoga Pak Nelayan ini mendapat ikan yang banyak.
Tak lupa, kami makan siang di
lesehan Kampoeng Rawa, sambil duduk memandangi sawah yang sudah mengering
karena habis dipanen, serta mengamati kesibukan orang-orang yang begitu banyak
di liburan kali ini, menjadi hiburan tersendiri. Sambil menunggu makanan, kami sempatkan berfoto di tengah sawah yang sudah kering, sepertinya baru di panen. Langit biru berhias awan putih, hamparan sawah bekas panen yang masih terlihat hijau dan kuning, dan jauh disana puncak gunung Sumbing disentuh awan, landscape yang sempurna untuk sessi photo.
sayang sekali cuaca siang itu tidak benar-benar cerah, sehingga gunung-gunung Sumbing, Sindoro atau Merbabu tidak menampakkan wajahnya dengan sempurna.
sayang sekali cuaca siang itu tidak benar-benar cerah, sehingga gunung-gunung Sumbing, Sindoro atau Merbabu tidak menampakkan wajahnya dengan sempurna.
Rawa Pening, sawah |
Beberapa orang yang pernah
berkunjung kesini, merekomendasikan kepada saya untuk datang lagi lain waktu,
diluar musim liburan dan dipagi hari untuk mengabadikan sunrise dan nelayan
setempat yang sedang menjaring ikan, wow, sepertinya luar biasa….
Anda yang tinggal di kota-kota
sekitar Rawa Pening, seperti Semarang misalnya, beruntunglah…., dan bagi Anda yang belum pernah berkunjung ke Rawa Pening,
segera rencanakan berlibur kesini. Hanya kurang lebih satu jam saja dari kota
Semarang.
Sampai jumpa lagi Rawa Pening….
No comments:
Post a Comment