Candi Ijo
Lebih dari 100 candi tercatat ditemukan di daerah jogja
dan sekitarnya termasuk Sleman,
Prambanan, klaten, bahkan sampe Magelang. Begitulah catatan dalam buku berjudul
: Candi, Space and Lanscape. A study on the distribution, orientation and spatial
organisation of central javanese temple remains. By : Veronique Degroot. Mededelingen
Van Het Rijksmuseum voor Volkenkunde – Leiden 2009 Leiden University.
Sayangnya, candi candi yang pernah diteliti dan di data
di abad 19 tersebut sebagian besar sudah tak ada lagi bekasnya, seperti Candi
Krapyak, Candi Polangan, Candi Grogol, Candi Planggak, Candi Malang, Susukan, Klaci, dll. Atau tinggal serakan
batu, seperti Candi Sawo, Sumur Bandung
dekat Candi Ijo, dll.
Nah, kali ini aku berkesempatan mengunjungi Candi Ijo,
yang terletak di desa Sambirejo, Prambanan, Sleman. Posisi tepatnya ada pada S7°47’2.2″ E110°30’44.2″ , cek di google map utk
mendapatkan posisi tepatnya. Candi bercorak Hindu ini berdiri diatas lahan yang
konon terdiri dari 11 teras, dan Candi Ijo sendiri yang dikawal 3 candi perwara
dengan ukuran yang lebih kecil disebelah baratnya terletak pada teras teratas.
|
Candi Ijo |
|
Hampir semua candi candi yang ada dikomplek Candi Ijo ini
berbentuk persegi empat, mirip dengan candi-candi yang ada di dataran tinggi
Dieng. Baik yang masih utuh, mapun yang tinggal fondasi saja, atau yang masih
berupa reruntuhan dan belum dipugar.
Ketika saya mengunjungi Candi Ijo, 13 Agustus 2016 yang
lalu, ekskavasi masih berlangsung di teras 2, saya melihat beberapa pekerja
sibuk menggali tanah dan membersihkan batu-batu yang terbungkus tanah merah,
sepertinya batu berukir tersebut adalah fondasi atau pagar yang mengelilingi
candi.
|
Proses ekskavasi |
Komplek Candi Ijo di teras 11 sendiri, juga dikelilingi
oleh pagar dari batu, setinggi hanya bebera centi dari permukaan tanah, selebar
kurang lebih satu meter. Saya teringat Angkor Wat di Cambodia yang juga pernah
saya kunjungi, semua candi disana juga dibatasi pagar batu yang mengelilingi
candi. Sama halnya dengan Candi Muaro Jambi di Suamtera yang bercorak Budha,
juga dikelilingi pagar batu disisi luarnya, hanya bedanya, Candi Muaro Jambi
terbuat dari bata merah.
|
Candi Ijo, candi perwara, dan batu pagar sisi luar |
Dianamakan Candi Ijo, karena dia terletak di daerah yang
oleh masyarakat setempat disebut sebagai Gumuk ijo (bukit hijau), maka Candi
ini dinamakan sesuai tempat dimana dia berada. Sebagaimana halnya Candi Borobudur
di bukit Borobudur, Candi Prambanan di daerah Prambanan, dst. Penamaan Candi
Ijo ini sesuai dengan Inscription (Prasasti) yang ditemukan, yaitu prasasti Poh
berangka tahun 906 Masehi (abad ke 10). Candi Ijo berada pada ketinggian rata
rata 425 dpl. Tetapi disebut 380 dpl (untuk main temple) yaitu teras 11,
sebagaimana tercatat pada buku diatas. Sementara Gumuk Ijo sendiri
ketinggiannya 427 mdpl, dan merupakan bagian dari Gunung Kidul.
|
Patung Nandi (sapi) di candi perwara tengah |
|
Yoni, didalam candi utama |
|
salah satu ukiran di dinding dalam candi utama |
Candi Ijo (candi utama) ketika diekskavasi pada abad 19,
ditemukan berbagai artefak, termasuk koin emas dan batu ruby, metal ring,
bahkan lempengan emas. Entah dimana barang barang itu sekarang berada, dan apa
isi tulisan pada lempengan emas itu.
Baiklah, kita tidak membahas sisi ilmiahnya, mari melihat
yang unik dan indah dari komplek Candi Ijo ini. Diteras 10, yang sebagian
wilayahnya masih di ekskavasi, saya menemukan dinding pagarnya bukanlah
tumpukan batu yang sengaja disusun rapi dan diukir, tetapi ternyata adalah batu
besar yang memang ada disitu, dan dibentuk menjadi pagar sekaligus drainase. Aku
juga melihat batu yang bentuknya seperti aliran lahar panas yang mengering dan
membeku menjadi batu. Mungkin benar kata sebagian masyarakat sini, bahwa
kawasan ini adalah gunung purba. Terbukti dari bentukan batu yang seperti
aliran lahar, dan banyak ditemukan disekitar sini.
|
teras bawah, dalam proses renovasi |
Sementara di beberapa teras dibawahnya, telihat beberapa
bangunan Candi yang masih dalam proses renovasi, mungkin ada usaha untuk
mengembalikannya seperti bentuk semula. Oh iya, aku juga menemukan beberapa
batu umpak (fondasi untuk tiang) yang berada disisi luar candi, deket dengan
pagar luar. Mungkin dulu candi ini dipayungi oleh atap yang tiang tiangnya
berada disekeliling candi, dan berdiri diatas umpak batu tersebut.
|
batu umpak |
Dibatas sebelah barat dari teras 11, didepan 3 buah candi
perwara menghadap ke arah barat, adalah pemandangan lanscape kota joga jauh
dibawah sana, Bandara Adi Sucipto terlihat jelas dari sini, bahkan pesawat
landing dan take off bisa diikuti dengan jelas dari sini. Pemandangan yang
indah.
|
Lanscape of Joga, view from Candi Ijo |
|
Candi perwara tengah, dilihat dari dalam candi utama |
|
Makara, pada tangga masuk candi utama |
|
Dinding pagar teras 11, kombinasi batu asli dan batu tambahan |
|
|
Dinding candi teras bawah, tebing batu yg dipotong |
|
|
drainase kuno, masih tampak rapi dan halus |
Sebenarnya, waktu terbaik untuk mengunjungi candi ini adalah
saat menjelang matahari terbenam, sinar matahari sore, dan sunsetnya pastinya
adalah pemandangan yangsensasional, sayang sekali saya datang kita di siang
bolong.
|
susunan teras pada komplek Candi Ijo, sumber : buku candi, space amd landscape |
|
see you next time Candi IJo...
No comments:
Post a Comment